Tuesday 24 May 2016

Sekarang gue berada di ujung kehampaan.
Setelah tidak merasakan apa-apa, hari ini, gue bisa merasakan sesuatu, tapi tidak ada sesuatu yang bisa dirasakan.

Gue memang manusia yang tidak pernah bersyukur di tulisan-tulisannya. Gue memang hanya mengeluh dan gue gak peduli. Dimana lagi gue harus mengeluh bebas tanpa syarat?
Dan hari ini, gue akan mengeluh dengan kedilemaan yang merangkap setiap atmosfer hubungan manusia.

Kata manusia lain, jadilah diri sendiri. Tapi nyatanya, yang lain mencaci dengan "Lo harus merubah diri lo. Bagaimana lo bisa diterima di hadapan masyarakat?"

Lalu berlanjut pada

"Ngapain lo ngerubah diri lo biar diterima masyarakat? Harusnya mereka yang berubah, bukan lo."

Klisenya, bagaimana merubah pikiran masyarakat tentang diri lo. Gimana? Gimana caranya?

"Yaudahlah, lo gak usah dengerin kata mereka. Tinggal tutup kuping." Kata manusia tadi.

"Nikmatin aja lagi, kata-kata mereka tuh bisa ngedongkrak lo biar jadi manusia yang lebih baik." Sahut manusia lain dari seberang.

Kenapa bumi ini sangat dilema? Maksud gue, yang mana yang harus gue ikutin? Dan gue sudah pernah mengikuti dua-duanya. Alhasil, ujungnya sama-sama di jurang. Inilah alasan mengapa Allah ada dan mengapa Allah menciptakan hati nurani yang bisa berbicara.
Itukah yang harus gue ikuti?

Bumi memang sangat dilema,
Mereka bilang "tersenyumlah" lalu mereka bilang lagi "menangislah, itu manusiawi"

Ketika menangis, masih saja diomongi dengan "Lemah banget sih" lalu ada lagi yang membela "Dia itu wanita" lalu ada lagi yang menghampiri dengan "Cih, hanya wanita bodoh yang menangis semalam suntuk" dan akhirnya, mereka bertengkar.

Jalan satu langkah ke depan,
"Ngapain sih berteman sama anak eksis? Entar juga dia lupa sama lo"
Dihampiri lagi dengan "Ya ngapain juga temanan sama anak bloon kalo yang eksis lebih setia?"
"Mana ada anak eksis pertemanannya longlast, buka mata lo."
"Lah? Liat diri lo sendiri, emang pertemanan lo longlast sama mereka?"

Gue terus-terusan dirundung seperti ini. Gila rasanya.

Jalan lagi dan akan menemukan,
"Kurusin kali. Ga ada yang mau deket sama lo."
"Ah, ngapain, ga apa lo begini, jadi lo tau siapa yang bener-bener temen lo."
"Ya, gak bisa gitulah. Emang lo mau ga dapet cowok?"
"Ya kalo dia ngomong gitu, cowo-cowo di luar cuma ngeliat fisik doang, dong? Udah ga usah."

Dan yang paling mengerikan,
"Untuk apa solat?"
"Emang lo ikhlas solatnya?"
"Emang Allah mau ngabulin lo?"
"Ga ngaca ya lo banyak dosa?"
"Lo ga sa...."

Diem.

Gue mau jadi diri gue sendiri aja,
"Emang lo bisa nerima diri lo sendiri? Yang lain aja nggak."

Persetan dengan lo semua.

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff