Ternyata, jadi anak kelas 9 itu tidak sekeren yang gue bayangkan. Kenapa? tugas. Tugas yang bikin gak keren. Mungkin setiap hari gue akan menegak 1 panadol (ya, ini rekayasa). Pusing kemana-mana.
Dear, Tugas.
Aku sangat mencintaimu. Karena kamu memberikan aku pelajaran, bukan pelajaran hidup, tapi pelajaran beneran. Tapi disamping bersyukurnya diiriku, mencintaimu adalah negatif. Aku ingin kamu tidak menemui aku, tidak menggangguku, mungkin kamu harus musnah sampai aku melewati UN 2013. Kamu tau? Otakku bekerja karenamu, tapi, otakku juga harus bekerja untuk UN 2013. Jangan biarkan aku menjadi romusha di hadapanmu. Kemana dirimu yang lalu? Saat kelas 6? Kau selalu aku cintai saat itu karena kamu masih aku anggap mudah. Tapi sekarang? kamu seperti hitler.
Aku sedang di jalan menuju UN 2013, dan setengah otakku aku relakan untukmu, setengahnya lagi untuk UN 2013. Kalian memang merepotkan tetapi itulah hidup, akan ada hitam jika ada putih. ini kalimatnya asik banget.
Tugas, tahukah? aku tidak pernah merindukanmu. Sosokmu yang menghantui membuatku ketakutan. Dikejar-kejar dengan rentang waktu, dikejar-kejar dengan tugas-tugas yang lain. Entahlah, aku membencimu sekarang.