Thursday 22 November 2012

hai. udah lama gue gak ngomong di sini. Iya nih, lagi sibuk. Aduh, tampilan blognya lagi gegar otak. Maaf aja,ya. Udah nikmatin aja yang ada dulu, gue mau cerita nih.

Ternyata, jadi anak kelas 9 itu tidak sekeren yang gue bayangkan. Kenapa? tugas. Tugas yang bikin gak keren. Mungkin setiap hari gue akan menegak 1 panadol (ya, ini rekayasa). Pusing kemana-mana. FOKUS  UN 2013 terhambat dengan segala tugas. Tugas dateng terus menerus, pergi, dan dateng lagi. Mereka tidak diinginkan mengapa mereka masih datang? Apa mereka tidak tau diri bahwa diri mereka laknat? Mereka harusnya mandiri, menyelesaikan masalahnya sendiri. Semua punya masalah masing-masing dan gak ada hak untuk nyelesaiin masalah orang.

Dear, Tugas.
Aku sangat mencintaimu. Karena kamu memberikan aku pelajaran, bukan pelajaran hidup, tapi pelajaran beneran. Tapi disamping bersyukurnya diiriku, mencintaimu adalah negatif. Aku ingin kamu tidak menemui aku, tidak menggangguku, mungkin kamu harus musnah sampai aku melewati UN 2013. Kamu tau? Otakku bekerja karenamu, tapi, otakku juga harus bekerja untuk UN 2013. Jangan biarkan aku menjadi romusha di hadapanmu. Kemana dirimu yang lalu? Saat kelas 6? Kau selalu aku cintai saat itu karena kamu masih aku anggap mudah. Tapi sekarang? kamu seperti hitler.

Aku sedang di jalan menuju UN 2013, dan setengah otakku aku relakan untukmu, setengahnya lagi untuk UN 2013. Kalian memang merepotkan tetapi itulah hidup, akan ada hitam jika ada putih. ini kalimatnya asik banget.

Tugas, tahukah? aku tidak pernah merindukanmu. Sosokmu yang menghantui membuatku ketakutan. Dikejar-kejar dengan rentang waktu, dikejar-kejar dengan tugas-tugas yang lain. Entahlah, aku membencimu sekarang.

Tuesday 13 November 2012

Kumat banged. Blog gue kayak gini. widget atau gadgetnya turun kebawah. menurut pengalamn yang lalu, akan baik sendiri. kesel sih liatnya, tapi tau deh nanti bener lagi apa nggak. kalo nggak, ganti tenplate baru aja. :D
Stay calm.

Friday 9 November 2012

Daun tertiup semilir angin. Senja sudah mulai lelah untuk menyinari dunia. Bau hujan yang samar-samar tercium menemani kala ini. Jam sudah menunjukkan pukul 17:37, sudah sore. Aku termenung dalam damainya senja, ya, masih berharap. Berharap agar rasa itu datang kembali. Rasa yang menggebu-gebu seperti dahulu. Merindu, ya, sepotong rasa itu yang mungkin hilang di beberapa detik waktu yang sudah merangkak lama sedari tadi. Dimana ia? Sudahkah aku melepaskannya? Jika sudah, teganya aku. Lalu, sejak kapan aku melepasnya?. Aku menunduk, mungkin waktu yang melepasnya secara perlahan. Sangat pelan, sampai aku tidak menyadarinya. Waktu mungkin telah menghempaskan rasa itu, jauh-jauh sebelum aku sadar. Terima kasih, waktu. Kau telah mengambil rasa itu, rasa yang dahulu menjadi kebiasaanku, rasa yang dahulu ada di setiap malamku. 

Mungkin kemarin kau menghempaskan rasa itu, saat aku mulai berkomunikasi lagi dengannya. Rasanya, hanya kosong, bosan, dan tidak ada apa-apa. Kemana rasa rindu yang ingin bertemu dengannya? tidak ada. Seutas senyum yang hanya aku pancarkan saat aku menerima pesannya, bukan lagi rasa berdebar hebat ataupun rasa cemas seperti dahulu kala. Ya, rasanya hanya bosan belaka. Terbukti, aku telah membuktikan bahwa aku tidak ketergantungan lagi, walaupun di waktu yang sangat sedikit aku masih bisa mengingat senyumnya kala itu. Tetapi, itu hanya siluet bukan untuk berdiam di pikiran.

Aku bebas, aku tidak merindu, aku tidak ketergantungan, dan aku mencintaimu, waktu.

Thursday 8 November 2012

Malam ini memang tidak hujan. Tetapi, rasanya seperti terhujani dengan deras dan membuat kepala pusing,. Stop! bukan hujan yang sebenarnya, bukan hujan air tapi, hujan yang menyiksa fisik, batin dan mental. astagfirullah, namanya adalah tugas. Sesuatu yang harus dikerjakan dan diberi tenggang waktu. biasanya, yang suka ngasih tugas itu guru. Tugas ini adalah bentuk dewasanya dari PR. kenapa? karena tugas lebih terlihat keren. iya gak?
Melihatnya, hanya bisa meringis, dan terpaksa menjalani. sama seperti ka...... ah, gue lagi gak galau.


Saturday 3 November 2012

Malam ini hujan. Bintang tidak ada yang berani muncul untuk diguyur hujan. Langit malam terlihat gelap dan ada cahaya kilat sekejap. Wulan hanya mengamati malam dari jendelanya saja. Perasaannya campur aduk malam ini.
"Hai" sapa pemuda itu dengan senyum manisnya.
"......" Wulan menatapnya. Pemuda itu pun berlalu.
Ya, sepotong bagian dari hari ini yang masuh ia ingat. Pemuda itu menyapanya. Apa lagi yang menyenangkan daripada disapa olehnya menurut Wulan.
Pemuda itu tingginya kira-kira 180 cm, hanya beda 3cm dengan Wulan. Postur tubuh Wulan memang lebih tinggi daripada wanita-wanita yang lain. Pemuda ini sepertinya selalu memakai gel rambut, tubuhnya gagah dan ya, menawan.
"Hujan.." Wulan bergumam. Ia melemparkan tubuhnya ke kasur dab mulai meraih pensil dab kertas gambar. Hobinya mengalirsetiap hujan tiba. entah karena faktor apa, ia pun tidak tahu. Ia menggoreskan pensilnya dan yak, ia terfokuskan pada pemuda itu.
"Arya mana?" Ia mengecek layar handphonenya. biasanya, di pukul 20.00, Arya akan mengsmsnya. Jika lewat dari itu, Wulan sendiri yang akan bertindak. Dan kali ini, mungkin memang Wulan yang harus bertindak, karen jam sudah menunjukkan pukul 20.30.
"hey?" pesan singkat itu yang ia kirim.
"Iya?" handphonenya menerima pesan sesaat.
"Lagi ngapain lu? tumben aja jam segini baru pulangdari futsal?"
"sebenernya pulang futsal udah dari jam 8. hehe. besok temuin gue ya di depan kelas gue. gue mau ngomong."
"ngomong apa? ke kelas lo? lo aja ke kelas gue!"
"oke deh. ada deh pokoknya. udah, ya gue mau tidur"
"oke" yak, akhir-akhir ini percakapan mereka selalu berakhir di Wulan dan durasinya sangat pendek.
*******
Hari ini Wulan berangkat dengan hati yang bisa dibilang senang. Ia akan ditemui Arya!
"Retaaaa nanti gue mau ngobrol sama Arya dong" Wulan memamerkannya. Reta adalah sahabat bagi Wulan. Ia berjilbab dan pintar.
"boong aja" Reta menyikapi.
"bneran deh!!!! nanti temenin gue ya?"
"iya dehhh" Reta tersenyum.
********
"Lan?" Arya menyebut namanya.
"lo mau ngomong apa?"
"Reta.. Reta, lo jangan ikutan deh"  Arya bersikap mengusir Reta.
"eh? oke deh." Reta masuk ke kelas. dan sekarang  hanya tertinggal Arya, Wulan dan siswa lain yang keluar. Wulan merasakan detak jantugnya berdegup. menunggu-nunggu apa yang akan Arya ucapkan. Apakah itu adalah hal yang mngejutkan?
"Ngomong apa sih? lama." Wulan tidak sabar.
"begini. sebenernya, Gue suka....." kalimat itu semaki mmbuat Wulan masuk ke ranah fantasi lebih jauh dan harapannya makin besar, berkembang, dan saat kalimat itu terpenuhi, perasaan ini akan meletus.
"suka sama?" Wulan bisa merasakan mukanya memerah. Arya masih diam menimbang-nimbang kata-kata.
"gue suka sama..." Arya terduam sesaat.
"Suka sama Reta. makanya tadi Reta gak boleh nimbrung."
yak, perasaan itu meletus. Bukan karena perasaan itu semakin mengembang, tapi karna paku yang menusuknya. Pelupu matanya terasa hangat dan ia tidak boleh menangis di depa Arya walaupun hal ini menyakitkan. Entah mengapa harus Reta yang ia idamkan? mengapa tidak yang lain? Sahabatnya sendiri yang telah menarik Arya.
Senyum getir yang hanya bisa ia berikan. Tidak mungkin ia memberikan tangisan di depan Arya. Hatinya sakit, seperti ada yang menusuk, terasa begitu nyata dan sakit, ya, sakit.
"Dia sukanya apa ya? gue mau beliin Kado buat dia. Dia ulang tahun kan seminggu lagi? sekalian gue nembak?"
Aku hanya tersenyum getir...

Malem ini, gue ada tekanan tersendiri. "Kenapa enggak?" yak, kata-kata itu yang gue ucapin sekarang.

Gue pernah menulis atau mngetik ya. Bahwa, sahabat itu seperti, ibaratkan sepatu. Sepatu nih, kalo udah gak cocok, ufff kesempitan, gak nyaman. Dan untuk mengganti 'sepatu' yang baru, butuh 'uang'. dan gue belom punya uang. gue harus bersempit2an dengan ketidak cocokkan.

apa hubungannya dengan "kenapa enggak?" ? yap. disaat rasa muak lo udah diambang batas, lebih baik, lo ekspresikan. Mengkritik, menyindir, atau ngomong langsung bisa buat lo berasa Plong.

walaupun itu adalah "menusuk dari belakang", kenapa enggak? buktinya, lo udah dihujam berkali-kali sampe lo ngerasa ini adalah batas kesabaran.

motivator2 itu salah. katanya, kesabaran itu tidakada batasnya. itu bullshit. jangan percaya mereka.

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff