Wednesday 26 December 2012

Saat aku membuka media sosial itu, aku membuka kolom cerita pertama, yang paling atas. Aku kira, itu balasan, ternyata tidak. 1 kode pun tidak ada. Dikasih kode huruf saja tidak terbalas apalagi kode morse? .._.___...
Hem.. Tapi tidak terbalas juga tak apa. Jika memang kamu sudah thu dan ingin pura-pura tidak tahu, mau apalagi? Mendobrak pintu rumahmu? Tidak. Itu idiot, dan aku tidak seidiot itu.

Sunday 23 December 2012

Aku menunggu datangnya 2013, berharap di tahun itu keadaan membaik dengan sebaik-baiknya. Tanggalanku hanya tersisa 8 lembar, 8 hari lagi terompet - terompet dan hitungan mundur akan terdengar dimana-mana. Dan bisa dibilang aku antusias menyambut 2013 tentunya dengan setumpuk harapan.
2012 itu hanya penyakit. Mulai dari lost contact denganmu, sahabat-sahabat yang berubah, entahlah aku harap semuanya pergi.
2013, aku menunggumu dan jadilah tahun yang mnyenangkan seperti 2011!

Thursday 20 December 2012

Kenapa? Kenapa dibilang surat kematian pelajar?
Karena rapor berupa surat dan ialah yang menentukan apakah kita akan masuk 'surga' atau 'neraka'.
Hasil di 'surat' ini yang menjadi amalan-amalan positif atau negatifnya kita. Kalo banyakan negatif, okehhh, terima aja tuh lo mau diapain kek. -_-"
Ibadah di 'kematian' ini tuh belajar. Kalo banyak belajar kan surga dapetnya.
Tapi tawakkal aja, oke.
Nih, hari ini gue lagi pembagian surat kematian, good luck buat gue agar gue dapet surga. Bismillah surga, kemaren udah neraka-nerakaan gara-gara sesuatu.-.

Thursday 13 December 2012

Post ini telah dihapus, dikarenakan terlalu mainstream.
                              terimakasih
  With Love,
Arin

Friday 7 December 2012

Kenapa wanita-wanita di sana menyukai hujan? mengapa harus hujan? apakah hujan mereka anggap romantis? tidak bagiku. Hujan hanya membasuh kenangan demi kenangan yang ia bawa dari suatu tempat. hujan hanya mengalirkan kenangan. mengapa mereka tidak membuka payungnya lebar-lebar? apakah mereka menunggu jaket yang akan mereka terima dari seseorang? Payungku masih diguyur hujan. aku masih memilih untuk membuka payung dripada menunggu jaket. tidak, tidak perlu. payung ini sudah menjadi saksinya bagiku. Bekas hujan kemarin, ingat? mungkin kau lupa atau ingin melupakannya? entahlah. Aku benci berjalan sendiri di bawah payung. aku benci berjalan di bawah butiran hujan. Aku benci aku masih membiarkan bekas hujan itu menempal, melekat. dan aku benci untuk memposting ini, apalagi menjadikan puisi lalu direkam di soundcloud.
Namanya, Nita. Anak dari SD berbeda. Awal masuk SMP, dia teman yang paling akrab, mungkin aku dan dia teman yang, ya, bisa dibilang saling 'membutuhkan' dengan tanda kutip. Aku butuh untuk mengisi hari di sekolah, entah, dia butuh aku untuk apa. 2 semester kami masih 'bersahabat' walau, terkadang ada pertengkaran kecil-kecilan di persahabatan itu. menurutku, itu biasa, anak kelas 7 masih mempunyai ego tinggi. tak jarang juga kami bermusuhan sampai seminggu, tetapi, karena 'membutuhkan', mungkin kami (atau hanya aku) meminta maaf ke setiap masing-masing.

Sudah, kelas 7 sudah bubar, kami masuk ke jenjang lebih tinggi, kelas 8. kenyataan, kami terpisah dalam 2 kelas. Aku kelas A, dan dia D. pengalaman ini sudah aku reka, sudah aku hadapi berkali-kali, dan aku siap menghadapi yang kali ini. 2 orang yag terpisah, akan merasakan kesepian dengan berangsur-angsur. entahlah, itu hanya pendapatku. Awal semester 1, kami masih tetap bersama di saat istirahat. bulan ke tiga di semester satu, menyisihkan jarak di antara kami. hanya bertegur sapa dan ya, menyisihkan sedikit waktu untuk berkumpul. Seiring berjalannya waktu, ia mencalonkan menjadi osis, ini warning bagiku. jika ia menjadi osis, tamatlah aku, kebutuhan yang aku butuhkan selama ini akan membutuhkan kebutuhan lain. Dan, ternyata, ia gugur. menangis karena gugurnya ia aku sesali. aku tidak ada di sana untuk menemaninya, aku terlalu termakan iri mungkin. aku hanya bisa menyemangatinya di hari esok. waktu terus berjalan sampai akhirnya kelas 8 menemui semester 2. hari-hari di semester 2 kami habiskan dengan kelompok kami masing-masing. aku ikut aliran anak bandel dan ia ikut aliran anak sholehah, kontras. Aku nyaman dengan aliran ini, mungkin menentang tata tertib membuat aku betah. ia sempat mengingatkan bahwa kelompok itu kelompok tidak baik, tapi, tak aku hiraukan. Ia masuk kelompok 'wanita sholehah' ya, kelompok wanita yang 'centil' menurutku, haha, entahlah, hanya saja pandanganku terhadap kelompok itu seperti itu. Aku mengingatkannya bahwa dia berubah. kami sama-sama berubah, berubah dalam perbedaan yang kontras. aku sempat membenci hal ini. Kenapa? kenapa harus terbagi?

Akhirnya, kami sampai di jenjang akhir SMP. kelas 9, dan kami sekelas. aku duduk bersamanya. awal semester, perubahan di kelas 8 masih terbawa. ia masih berkumpul dengan teman-temannya, dan aku juga. apakah kita tidak menyadari bahwa satu sama lain pernah menjalin persahabatan? mungkin lupa. aku masih terbawa sifat bandel dan ia terbawa sifat sholehah. langit dan bumi, neraka dan surga, haha. sosoknya masih mengesalkan saat awal semester, entahlah, ia begitu temperamen, dan aku juga. 2 orang yang memiliki ego yang tinggi bila disatukan akan hancur. mungkin kami (atau hanya aku) mengurangi ego. kami mengalah untuk  menuruti pihak satu sama lain. hari demi hari, kami semakin melebur, bisa dibilang lebih berjaya dari kelas 7 lalu. kami masih mempunyai topik untuk diceritakan. dan mungkin hari itu, saat ia menangis karena gugur dalam osis, aku akan berterima kasih karena ia gugur, ia mungkin disisihkan untukku, atau hanya aku yang merasa? entahlah. hari-hari di kelas 9 masih sehat-sehat saja, dipenuhi tawa, dan temannya masih menghampirinya untuk bermain bersama. hal itu yang selalu aku cemburui. mengapa dia tidak mengajakku saja melainkan temannya? Aku iri saat mereka kau ajak jalan, mengapa tidak aku? seketika, aku berpikir, mungkin aku yang harus duluan mengajaknya, ya, dan aku melakukannya.
"nonton, yuk" aku rasa, nadaku sudah memohon.
"enggak, ah, lagi males" dan kamu menjawab dengan angkuh lalu pergi.
entahlah, apa ada yang salah dengan kata-kataku?

Yogyakarta, sehabis Ujian Nasional, perjalanan ke Yogyakarta menanti. 3 hari, dan perlu teman sekamar. mengapa harus mereka yang bersamamu? apakah aku tidak boleh merasakan bermalam dengan orang yang aku 'butuhkan' selama 3 tahun? tidak boleh? apakah pengalaman kelas 6 harus terulang? sahabta yang aku butuhkan diambil orang lain. apa perlu semua itu terjadi? seharusnya tidak.

tetapi, 3 tahun di SMP menjadikan pengalaman paling hebat. mungkin, Nita adalah sahabat satu-satunya yang masih mau mengerti. tidak seperti di SD, aku hanya bahan olokkan dan sahabatku yang hanya sebatas 'sahahbat' tidak menolong. Mungkin, saat NIta membaca ini, ia perlu membaca ucapkan terima kasih dariku atas 3 tahun ini. dalam waktu dekat, aku dan Nita masuk ke SMA, dan, ya, aku yakin, jika kami terpisah lagi, aku harus membangun kebutuhanku sendiri, tidak dengan tergantung, dan aku siap menghadapi awal baru.

Terima Kasih. :D
Ngomongin soal deadline (tulisannya bener ' deadline' kan?). ngomongin soal deadline, dead itu mati, line itu garis. emang deadline itu garis yang membunuh, garis waktu yang mengejar-ngejar. siapa yang gak kenal deadline? si pencabut waktu. seakan-akan tugas itu seperti hidup dan batas waktu adalah akhir hayat. Gue ngerasain banget gue dikejar-kejar sang deadline di kelas 9 ini. minggu depan gue UAS, dan minggu ini adalah deadlinenya. liburan 3 bulan masih nunggu, iya, abis UN, UN bukan UAS. UAS mah libur 2 minggu doang. kelas 9 sibuk banget, apalagi SMA, sibuk baanget.

taopi, di sini gue gak bisa meratap atau termenung dengan sebegitu angkuhnya. gue harus melayani tugas yang  masuk di akal tapi gak masuk di Google. Gini, nih, gue di tugasin buat nyari file KOMPAS yang beritanya di tanggal kelahiran gue. dan sialnya, ya, emang sial, itu gak ketemu, 20 halaman gue buka, dan emang makin ngaco. Sial, 29 januari 1999 gak ada, adanya yang 2006, 2010,2011, ah. giliran 28 januari, ada. ini gak adil. dunia gak adil. kenapa dunia meningglakan gue sendiri dengan nilai yang kosong? gue stres, gue pusing, ini lebay, tapi bodo amat.

mengumpat tidak akan menyelesaikan KOMPAS. gue harus temui direktur KOMPAS, ini penting, batasan lulus atau nggak, Ini pasti penting. Google gak pernah ngasih kesempatan di tugas ini. KOMPAS juga. gue strees.


 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff