Sepertinya menatap wajh anda sudah menjadi daftar 'to-do-list' di keseharian saya. Tenang, saya hanya menatap anda, saya tidak berani mengembangkan perasaan sendiri. Terima kasih pula kepada dua bola mata yang sesekali sudi membalas tatapan nanar penuh kagum sekaligus rapuh milik saya ini. Sering kali ketika kabut bosan menyergap di sela-sela jam belajar, saya menyempatkan untuk menengok ke arah anda, alibi menengok sesuatu yang lain. Tapi, tak jarang pula semesta menyempatkan anda untuk memergoki saya.
Tahukah anda? setiap pandangan ini menuju anda, ada lantunan bait tentang betapa sederhananya mengagumi sekaligus tentang pesimisnya hati seorang perempuan. Hati dari pemilik dua bola mata hitam itu sudah ada yang punya walau tanpa status nyata. hati itu sudah siap untuk mengembangkan sarang indah. sayangnya, bukan untuk saya, melainkan wanita seberang sana. wanita yang mampu membuat binar anda menari riuh. wanita yang bisa membuat mata anda tersenyum walaupun bibir anda tidak terlekuk senyum sekali pun. Dan saya? saya hanya bisa termangu, sesekali menjadi seorang pengecut yang tersenyum kecut melontarkan sumpah serapah pada wanita itu. Seseklai pula saya tidak bisa menyembunyikan mata yang berkaca saat jemari wanita itu menghangatkan jemari anda, saat wanita itu menduduki kuda besi anda, dan saat anda terhipnotis dengan tawa anggunnya. seperti itukah derajat anda? jika iya, tentu saya berada nun jauh di bawah sana. wanita itu memang seperti bidadari yang terperosok jatuh ke dunia. mungkin wanita itu pun punya cinta yang lebih untuk anda. tidak seperti saya yang terkadang harus membenci anda dan menghujat anda diam-diam.
saya yakin, wanita seberang sana akan menjadi wanita yang... ah saya tidak mau munafik untuk menyebutkan 'baik' sedangkan saya selalu ragu dengan wanita itu. tapi, dunia ini pilihan. anda telah memilih waanita itu untuk menjadi majikan baru terhadap hati anda. Tenang, saya tidak apa dengan luka menganga di sini. Tenang, saya hanya akan bersedih sebentar tentang keadaan. bagaimana bisa saya bersedih dengan larutnya jika hanya ditinggalkan oleh anda dengan simbol menyatunya tangan anda dengannya, sedangkan di luar sana seseorang sedang meratapi idamannya yang sedang menggenggam buku nikah.