Ruangan ini gelap. Hanya ada sepintas cahaya yang masuk lewat celah retak.
Pengap dan panas sudah cocok dengan suasananya.
Ada kursi, buku-buku dan seutas tali yang agak panjang.
Rasanya, otakku telah habis sebelah karena panas mengejar materi.
H-4 Ujian Nasional, apa yang kamu harapkan dari otak yang rusak?
Kamar ini gelap, cocok untuk melakukannya dan aku akan tenang.
Aku mengambil seikat tali itu, aku kumpulkan buku-buku yang telah aku makan habis, biar mereka jadi saksinya. Kusimpulkan tali itu dan aku melihat sesuatu yang sangat menyejukkan yang membawaku ingin melakukannya.
Aku menyimpulnya, naik lalu turun, lalu kukencangkan.
Aku tidak tahan. Aku lelah. Untuk apa berusaha jika tidak ada hasil.
Aku menaikki kursi, meraih lemari, memegang erat lemari agar aku tidak terjatuh dan langsung menggelepar. Ku angkat tali tersebut. Aku memikirkan semuanya.
Tenang saja, aku hanya pergi sebentar.
Mengapa harus terjaga jika terlelap itu adalah kenikmatan?
"BRAK" kursi terjatuh, aku meringis, membayangkan semuanya. Keringat membanjiriku, aku tidak bisa bernafas, tidak ada oksigen di ruang pengap ini.
Selamat tinggal, Ujian Nasional. Selamat tinggal buku-buku, rasanya aku senang walau masih meringis.
Inilah akhirnya.
×××
"Ctek" tiba-tiba lampu ruanganku hidup. Ternyata PLN sudah menyalakan aliran listirknya. Angin sepoi berhembus lewat air conditioner.
Aku sadar. Aku tergelepak di lantai dengan sisi buku yang aku simpul tali mencuat sedikit keluar lemari. Bundelan buku yang aku ikat itu segera jatuh
"Brak", habis sudah menimpaku.
Aku hanya ingin tidur, kawan.
Aku mengan...tuk...
#Chill