Wednesday 18 February 2015

Sebegitukah cinta?
Sebegitukah cinta? Senyum yang melebar dan pipi yang memerah?
Sebegitukah cinta? Menari di kamar mandi sambil tersenyum dan terkadang tertawa?
Sebegitukah cinta? Tidur dengan mimpi indah disuguhkan  wajahnya?

Sebegitu haruskah cinta? Jika menangis, ia mengusap pelupuk mata yang basah itu?
Sebegitu haruskah cinta? Tertawa bersama diiringi pukulan manja?
Sebegitu haruskah cinta? Memasak makanan kesukaanya, lalu disiapkan untuk diberi kepadanya, lengkap dengan ucapan hangat?
Sebegitu haruskah cinta? Menengadahkan tangan lalu memohon dipanjangkan umur cintanya?
Sebegitu haruskah cinta? Mengantarnya pulang dengan senang hati dan memasang kaca spion tepat untuk melihat wajahnya?
Sebegitu haruskah cinta? Jika ia berkonflik, menunggu di depan rumahnya sambil membawa satu box makanan kesukaannya?

Tapi, sebegitu haruskah cinta dibalas?
Karena saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya orang awam yang menjurus kepada buta terhadap cinta. Mungkin selama ini saya berbicara tentang cinta, padahal, saya hanya seperti anak anjing yang mencari tulang mainannya, yang ia kira adalah makanan kesukaannya.

Saya terlihat berbicara tentang cinta, sampai ada yang bilang bahwa hidup itu bukan tentang cinta melulu. Saya dibuatnya terdiam. Saya bingung, yang saya tahu cinta adalah suatu rasa yang mendapat timbal balik rasa yang sama dari objek lawan. Sedangkan sekarang, saya hanya melempar-lempar rasa ini setiap hari. Pada pria yang sama, pria yang hanya berjarak 15 ubin dari tempat saya.

Dan yang saya tahu, saat pria itu membuka pintu kelas pagi-pagi, di situlah hari milik saya baru dimulai.

Monday 2 February 2015

Hari ini, gue ulang tahun. Tepat 16 tahun gue sudah merasakan rotasi bumi.
29 Januari 1999. Semakin saya bertambah usia, semakin sedikit pula euphoria yang datang menggebuk riuh suasana.

Karena, kegelapan dari Hari Ulang Tahun itu ternyata ada. Tetapi, ia sangat fana dan pelik.

Mengapa setiap bertambah usia, kita serasa perlu merayakannya?

Karena di setiap tahun yang digunting pemegang waktu adalah hitungan dimana jatah menghuni bumi habis satu per satu.

Di setiap anda berulang tahun, anda merayakannya karena apa? Karena anda bergelimang emas, bermandikan uang dollar? Ya, itu salah satu faktornya. Tetapi, tidakkah anda tahu, roll film hidup anda hampir habis.

Menurut saya, mengapa Hari besar seperti itu harus dirayakan, karena hari itu akan muncul satu tahun sekali, satu hari per 365 hari. Dan saat satu hari itu datang, pantas saja merayakannya dengan terompet dan kue blackforest, karena pada 364 hari setelahnya, anda tidak akan pernah tahu akan menjadi apa.

Apakah anda akan jatuh miskin pada hari ke-13, atau apakah anda tidak lagi bisa berlari dikejar teman anda karena anda bisa saja mengalami celaka dan cacat, atau malah, apakah di hari-yang-orang-tidak-akan-tahu, anda telah menenggak pil tidur segenggaman tangan?

Jika akhirnya sangat pelik, setiap orang yang benar-benar mengenal anda akan terus mengirimi kartu "Selamat Ulang Tahun" di atas pusara anda.

Dan menurut saya, mengapa kita rasanya bersemangat menghitung detik yang akan mengantarkan pukul 00.00 tepat di tanggal besar itu?

Karena, pengucapan Selamat serasa sangat penting. Terlebih siapa yang mengingat dan jadi pengucap pertama.
Dulu, saat saya masih di kelas 6, saat saya meraih tanggal 29, saya terus menggenggam handphone saya. Melihat, adakah seseorang yang ingat? Ternyata ada sebanyaknya 2 orang.

Saat saya naik jenjang SMP, trend hari itu adalah BBM. Dimana setiap seseorang yang berulang tahun akan dipasang namanya di personal message BBM dan diiringi emoticon party. Waktu itu, saya memantau Blackberry saya sampai waktu hari 29 habis.Ternyata ada pula yang memasang itu sebanyak 3 orang.
Waktu itu saya masih fanatik. Karena sepenglihatan saya, anak-anak sebaya yang berulang tahun akan dipasang namanya di banyak kontak milik saya sehingga orang-orang tau dan mengucapkan embel-embel harapan. Saat itu pula, saya sadar mereka adalah anak VVIP sekolah. Da aku mah apa atuh.

Tapi sekarang, saya memang masih menunggu pukul 00.00, siapakah orang pertama kali yang mengucapkan? Konon, orang pertama itu adalah orang paling spesial, katanya.

Dan mengapa menyelipkan doa sebelum meniup api lilin sudah menjadi tradisi?
Menurut saya, doa yang ditiupkan di lilin spesial pada hari spesial pula yang dapat membantu anda melupakan gelapnya Hari Ulang Tahun anda.
Membantu anda untuk tidak mengalami kesulitan di 364 hari tersebut.
Mengeluarkan anda dari lubang-lubang penyelinapan kesedihan.
Dan menarik anda ke dalam ruang putih, kanvas baru di tahun anda yang baru. Kanvas yang harus anda warnai. Terserah dengan warna, anda yang akan menjadi pelukis walaupun anda bukan seniman. Anda yang akan menulis walaupun anda bukan penulis. Anda yang akan berpuisi di sana walaupun anda bukan penyair.
Dan yang terpenting, doa itu membantu anda melupakan sejenak roll film waktu yang telah digunting. Merelakskan anda dari pemikiran seperti yang saya tulis ini.

Maka, di setiap hari besar anda. Satu hari per 365 hari milik anda, bersenang-senanglah, bergaullah, keluar dari kamar dam mendapatkan "Selamat" walau anda tidak fanatik.

Dan, Selamat Ulang Tahun ke-16 untuk saya. \o/~

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff